Batasaceh.com– Aceh Utara, Sebagai kabupaten kedua tertinggi stunting di Propinsi Aceh, Isu Stunting menjadi program prioritas yang harus segera dituntaskan di Aceh Utara.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada terjadinya stunting adalah penyakit infeksi yang berulang, lingkungan yang buruk, kurangnya air bersih, stimulasi psikososial yang tidak memadai, persepsi serta budaya masyarakat yang tidak mendukung pencegahan stunting termasuk kurangnya akses terhadap layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berkualitas.
“Persoalan Stunting bukan sekedar masalah kesehatan dan gizi yang buruk tapi juga aspek tak langsung penyebab lainnya. Oleh karena itu, intervensi untuk mencegah stunting bukan hanya terkait dengan Kesehatan dan gizi, tetapi juga dengan bidang lainnya termasuk Pendidikan Usia Dini” kata Pj. Bupati Aceh Utara Dr. Mahyuzar
Menurut Mahyuzar Intervensi bisa dilakukan melalui PAUD dalam percepatan pencegahan stunting.
PAUD penting sebagai forum untuk memberikan edukasi tentang pola makan, pola asuh dan pola sanitasi kepada para orang tua terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan dan juga penting untuk memberikan stimulasi bagi perkembangan kognitif dan tumbuh kembang anak.
“Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak yang menentukan kehidupan mereka selanjutnya, PAUD merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan SDM sepanjang hayat” tuturnya
Dikatakan, peningkatkan kualitas dan kompetensi guru PAUD sangat diperlukan mengingat tenaga pendidik PAUD harus sensitif gizi dan mampu mendorong stimulasi, baik terkait pola makan, pola asuh, maupun sanitasi.
Melalui peningkatan kapasitas ini diharapkan pendidik PAUD akan mampu memahami stunting, dan dapat berperan aktif dalam penanggulangan stunting. Karena, jika salah penanganan pada 1.000 HPK maka anak tersebut berpotensi stunting.
Karena itu Mahyuzar mengajak para Bunda PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan para pimpinan sekolah PAUD untuk lebih pro aktif terlibat dalam program penurunan jumlah anak stunting di daerah ini.
Keterlibatan para Bunda PAUD dan para pimpinan sekolah PAUD dinilai sangat penting dan strategis karena mereka adalah ujung tombak, untuk mewujudkan PAUD berkualitas.
Diterangkan, kualitas dimaksud terdiri dari kualitas proses pembelajaran, kemitraan atau kerja sama dengan orang tua, pemantauan pemenuhan layanan Kesehatan, Gizi, Perlindungan, Pengasuhan & Kesejahteraan Anak serta kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya yang memungkinkan melalui kemitraan dengan orang tua, kelompok masyarakat, serta unit pelayanan lain.
PAUD berkualitas dapat berperan melaksanakan kegiatan seperti bermain-belajar yang memberikan stimulasi psikososial dan perkembangan sesuai usia.
Bisa juga menjadi simpul layanan kesehatan dan gizi seperti program pemberian makanan tambahan pada ana melalui kerjasama dengan Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB) dan Puskesmas.
Diharapkan PAUD juga mengembangkan Kelas Pengasuhan dan Kelas Orang Tua dimana Kelas-kelas ini diharapkan dapat menjadi wadah edukasi untuk menguatkan pemahaman orang tua tentang kualitas dan pola asuh yang tepat sehingga dapat membantu mencegah anak menjadi stunting.
Mahyuzar juga mengingatkan agar kondisi sarana dan prasarana PAUD juga diperhatikan, seperti kondisi lingkungan, pembiasaan perilaku hidup yang bersih, sehat, aman, dan nyaman, serta memastikan ketersediaan sanitasi yang baik dan air bersih yang memadai.
Tidak boleh dilupakan adalah pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang memang menekankan pada pembinaan lingkungan sekolah sehat dan kemampuan hidup sehat bagi warga sekolah.
Lebih jauh, satuan PAUD diharapkan dapat mencatat dan melaporkan anak baru lahir hingga 2 tahun yang terdeteksi stunting kepada pusat layanan kesehatan atau Dinas Kesehatan setempat agar segera dapat diambil langkah intervensi dini.
Dengan adanya PAUD berkualitas diharapkan mampu membangkitkan kesadaran masyarakat dan semua pihak pentingnya peran PAUD untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal, demi mewujudkan Aceh Utara bebas Stunting.
Pemerintah menempatkan pendidikan usia dini sebagai salah satu program strategis sebagai upaya membangun sumber daya manusia yang unggul. Di Aceh Utara, Angka Kesiapan Sekolah (AKS) baru mencapai 46,3 persen dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk anak usia 3-6 tahun baru mencapai 38,8 persen. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia 3-6 tahun adalah di angka 36,4 persen.
Berdasarkan data kemendikbud, PAUD di Kabupaten Aceh Utara sudah merata di 27 kecamatan, dengan jumlah total sebanyak 552 sekolah dengan jumlah siswa 16770 orang, didukung 1.905 orang guru dan 1.092 unit kelas. [ADV]