Kisah Para Pedagang Tetap Berjualan Disaat Dikepung Banjir

Foto:Kondisi Para Pedagang Sayur dijalan Linsum Lhoksukon Aceh Utara/Raja batasaceh.com

Batasaceh.com- Banjir yang melanda pusat Ibu Kota Aceh Utara membawa sejumlah tantangan bagi para pedagang diwilayah tersebut. Mereka terpaksa berdagang dipinggir jalan lintas Medan-Banda Aceh bertempat di Keude Kota Lhoksukon.

Mereka kini menghadapi dampak langsung dari bencana alam yang memaksa mereka untuk beradaptasi dengan kondisi sulit. Disimpang empat lampu merah yang biasanya ramai dilintasi kendaraan, kini menjadi tempat bagi para pedagang kecil untuk menyusun lapak dagangan mereka.

Meskipun genangan air masih terlihat di sekitar, para pedagang tetap berusaha menarik perhatian pembeli dengan barang-barang dagangan mereka.

Sulaiman, seorang pedagang sayur di Kota Lhoksukon mengatakan kondisi seperti ini sangat sulit dihadapi. Namun, dirinya tetap harus tetap berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

“Saya terpaksa harus berjualan. Kalau tidak sayur-sayuran yang sudah ada akan busuk dan saya tentu akan rugi,” ujar Sulaiman saat dijumpai dilokasi, Selasa (26/12).

Ia mengakui dengan kondisi banjir ini sangat sepi pembeli. “Dihari biasa saya berdagang di dalam pasar mencapai Rp 3 juta. Tapi dengan kondisi seperti ini hanya Rp 1 juta,” kata Sulaiman.

Sulaiman berharap pemerintah harus segera menyelesaikan tanggul rusak dan mengatasi banjir di Aceh Utara. Pasalnya kondisi banjir seperti sudah menjadi langanan setiap tahun dialami masyarakat Aceh Utara.

“Kita doakan saya semoga air cepat surut dan kami (pedagang) juga bisa kembali berjualan dilapak kami masing-masing yang ada dipasar Keude Lhoksukon,” harapnya.

Sedangkan Geuchik Keude Lhoksukon, Jamian mengatakan air sudah mulai masuk ke Keude Kota Lhoksukon pada Senin (26/12) kemarin sore sekitar pukul 18.00 WIB. Banjir tersebut juga sangat berdampak pada ekonomi masyarakat.

“Rata-rata tanggul airnya sudah meluap, sehingga air masuk ke toko-toko masyarakat dan bisa dikatakan hampir seluruh keude Lhoksukon di kepung banjir,” katanya.

Jamian mengatakan untuk daerah perdalaman air itu sudah mencapai 2 meter dan jika untuk mengevakuasi orang sakit dan anak bayi dilakukan dengan mengunakan perahu pribadi masyarakat setempat.

“Untuk saat ini yang sangat dibutuhkan air bersih yang akan digunakan untuk memasak didapur umum. Selain itu bantuan lainnya sembako dikarenakan di Keude Lhoksukon pihaknya mendirikan lima posko,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *