Jakarta – Pemprov DKJ bersama Festival Film Tempo menyelenggarakan Malam Insan Film bertajuk ‘Menuju Jakarta Kota Global Kota Sinema’ di Balai Agung, Balai Kota Jakarta pada Selasa, 4 Februari 2025, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya turut menyampaikan dukungannya untuk mendukung Jakarta menjadi Kota Sinema.
“Saat ini Kementerian Ekonomi Kreatif siap berkolaborasi untuk mengaktivasi kota Jakarta sebagai kota Ekonomi Kreatif khususnya berbasis Sinema, dengan melakukan berbagai kegiatan Ekraf mulai dari tahun 2025 hingga tahun 2027 dalam rangka menyongsong 5 abad Jakarta yang diantaranya dengan kegiatan untuk mendukung status Jakarta menjadi Kota Global Kota Sinema,” kata Menekraf Riefky
“Kota Sinema menjadi penting karena dari sinema tersebut kebudayaan bisa kita ukur. Ada sekitar 50 film yang berlatar belakang Jakarta dengan kekayaan sinema yang penuh dinamika. Maka, ini jadi pemantik supaya Jakarta jadi Kota Sinema yang istimewa. Mudah-mudahan ini sebagai bentuk ikhtiar bersama agar kita tak mengumpat gelap tapi justru menyalakan lilin.” kata Arif Zulkifli sebagai CEO Tempo Media Group yang juga akan menghelat Festival Film Tempo.
“Ekonomi kreatif khususnya industri film telah menjadi salah satu pilar utama dalam membangun identitas budaya, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan meningkatkan daya saing bangsa tingkat global,” imbuh Menekraf Riefky.
“Kita perlu terus memperkuat ekosistem industri film dengan mempermudah akses pembiayaan, memperluas akses pasar, mempermudah perizinan produksi, dan meningkatkan kualitas SDM serta kualitas produksi maupun distribusi film ke pasar global,” imbuh Menekraf Riefky yang didampingi Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf Agustini Rahayu.
Menekraf Riefky menegaskan industri film bukan hanya sekadar hiburan tetapi juga bagian dari diplomasi internasional yang dapat memperkenalkan produk ekonomi kreatif Indonesia ke dunia. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual seperti karya film juga jadi tantangan dalam mewujudkan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
“Film menjadi pondasi yang mendukung keyakinan publik di mana dari sekitar 82 juta penonton bioskop sepanjang 2024, sebanyak 65 persen menonton film Indonesia. Pada Malam Insan Film Jakarta yang dapat dilakukan secara berkelanjutan ini, penting untuk menerapkan kolaborasi hexahelix yang melibatkan enam pilar utama seperti Pemerintah (Pemerintah Daerah), akademisi, pelaku bisnis atau asosiasi, komunitas, media, dan lembaga keuangan,” ujar Menekraf Riefky.
Kami mengapresiasi Pemprov DKJ dan Tempo Group yang telah menginisiasi Kegiatan Malam Insan Film sebagai upaya untuk terus mendukung ekosistem film nasional sehingga memiliki tekad Jakarta menjadi Kota Sinema dalam menyongsong 5 abad Jakarta. Perfilman bukan hanya tentang seni tetapi juga menjadi pilar penting bagi ekonomi kreatif sehingga insan perfilman bisa menggambarkan kehidupan dan dinamika pengembangan kota Jakarta.
“Ekosistem perfilman perlu terus diperbaiki. Shooting di Belanda lebih murah dari di Jakarta, shooting di stasiun kereta Belanda, bayar €2000 masih kembali dari cash rebate. Shooting di Changi Airport, lebih murah dari di Soekarno Hatta. Ini harus diperbaiki. Saya senang Menekraf tadi bilang sudah menggandeng Bappeda. Berarti ini punya peluang besar untuk segera diperbaiki” ujar Rano Karno. (ekraf )