Batasaceh.com- PT Bapco atau perusahaan perkebunan kelapa sawit di Gampong Pirak, Kecamatan Paya Bakong menyebutkan telah lama membangun parit sebagai bagian dari upaya meningkatkan infrastruktur lingkungan.
Estate Meneger PT Bapco, Adi Santoso atau yang akrab disapa Adson mengatakan parit tersebut dibangun dengan tujuan utama mempermudah aliran air, terutama saat musim penghujan, guna menghindari potensi banjir yang dapat merendam lahan pertanian milik warga dan perkebunan.
Dia menyampaikan bahwa program cuci parit ini sangat bermanfaat untuk masyarakat, karena memastikan aliran air tetap lancar sehingga sawah tidak tergenang saat hujan.
“Parit yang kami bangun bertujuan baik untuk membantu masyarakat. Di musim hujan, aliran air lebih lancar dan sawah warga tidak terendam,” ujarnya.
Menanggapi isu terkait lahan sawah kering yang dikeluhkan masyarakat, Adson menyebutkan pihak perusahaan telah melakukan klarifikasi.
“Sawah yang diklaim kering tersebut sebenarnya adalah sawah tadah hujan. Artinya, sawah tersebut hanya mengandalkan air hujan. Tanpa parit sekalipun, sawah itu tetap akan kering saat tidak ada hujan,” jelasnya.
Adson menegaskan bahwa parit yang dibangun tidak memberikan dampak negatif pada lahan pertanian, melainkan justru memberikan manfaat bagi pengelolaan air yang lebih baik.
Selain itu, perusahaan saat ini juga sedang melakukan penertiban terkait alih fungsi lahan perkebunan yang seharusnya ditujukan untuk usaha perkebunan kelapa sawit. Lahan tersebut diketahui telah dialihfungsikan oleh beberapa pihak untuk menjadi lahan peternakan.
Dia mengatakan berdasarkan data yang dihimpun, perusahaan mengalami kerugian akibat kerusakan lahan yang disebabkan oleh hewan ternak yang dibiarkan lepas liar di lingkungan perusahaan tanpa pengawasan.
“Masyarakat sekitar sebenarnya hanya memiliki sedikit ternak, paling banyak 2 sampai lima ekor saja per keluarga. Kerugian yang kami alami diduga berasal dari pihak luar, baik donatur maupun pengusaha, yang memanfaatkan lahan perkebunan kami untuk beternak,” tambahnya.
Dia menyebutkan kerusakan akibat ternak ini menyebabkan penurunan produktivitas buah kelapa sawit, sehingga berdampak pada penurunan keuntungan perusahaan.
“Meski menghadapi tantangan, perusahaan tetap berkomitmen untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan masyarakat sekitar,”katanya.
Dia mengatakan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan tengah merancang program pembinaan yang melibatkan penanaman rumput gajah.
“Rumput gajah ini merupakan pakan yang disukai ternak, dan jika program ini disetujui masyarakat, kami akan mengajukan permohonan kepada mngement untuk membantu memberikan pembinaan terhadap peternak di lingkungan perusahaan melalui program CSR, dan tentunya masyarakat harus menyediakan lahan untuk penanamannya,” katanya.
Dia berharap program ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, sekaligus menjadi bagian dari upaya perusahaan dalam memberdayakan komunitas lokal.
“Perusahaan berharap melalui program ini, hubungan dengan masyarakat sekitar semakin baik dan harmonis, selaras dan seimbang mendukung kesejahteraan bersama,”ujarnya.[]