Kesehatan

PMT, Upaya Mereduksi Stunting di Aceh Utara

1
×

PMT, Upaya Mereduksi Stunting di Aceh Utara

Sebarkan artikel ini

Batasaceh.com – Aceh Utara, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Kesehatan setempat baru-baru ini meluncurkan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang menggunakan bahan pangan lokal untuk ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan balita gizi kurang yang diresmikan oleh Pj. Bupati Aceh Utara Mahyuzar.

Diluncurkannnya PMT berbasis bahan pangan local tersebut merupakan upaya untuk menurunkan stunting di Aceh Utara yang mencapai 38,3 persen kedua tertinggi di propinsi Aceh.

Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM, MM mengatakan PMT ini direncanakan berjalan selama 120 hari melibatkan 32 Puskesmas yang ada di 27 kecamatan di Aceh Utara dan seluruh Posyandu yang ada 852 desa yang dibina oleh bidan gampong serta ahli gizi pada puskesmas.

PMT berbasis bahan pangan local merupakan bentuk intervensi gizi sensitive yang menyasar ibu hamil KEK dan Balita gizi kurang.

Jumlah ibu hamil di Aceh Utara menurut catatan dinas Kesehatan sebanyak 6.570 orang, 454 orang diantaranya mengalami KEK, sedangkan jumlah balita sekitar 46 ribu orang, mereka tersebar di 27 kecamatan.

“Ibu hamil pegidap KEK akan mengalami gejala rasa lelah yang datang terus menurus, merasa kesemutan, wajah pucat dan tidak bugar, sangat kurus (indeks massa tubuh tubuh kurang dari 18,5), lingkar lengan atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm, mengalami penurunan berat badan dan kekurangan lemak, menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat, menurunnya kemampuan beraktivitas fisik,” terang, Kadinkes.

Salah satu gangguan kehamilan yang berpotensi menyebabkan KEK saat hamil adalah Hiperemesis gravidarum (HG) yang hampir sama dengan Hiperemesis Gravidarum hampir mirip juga dengan morning sickness, gejalanya mengalami mual dan muntah berkali-kali dan tidak dapat mempertahankan makanan di dalam tubuh.

Baca Juga :  Pj Wali Kota Lhokseumawe  Pastikan Harga Pokok Tetap Stabil Jelang Nataru

Jika sudah mengalami KEK gejalanya lebih parah, dampak yang ditimbulkan yaitu anemia pada ibu, resiko bayi lahir prematur, terhambatnya perkembangan otak janin, bayi lahir dengan berat lahir rendah, dan bayi berisiko stunting.

Pada kondisi inilah para kader di Posyandu, bidan dan ahli Gizi di Puskesmas dibutuhkan untuk mendeteksi dan memberikan layanan maksimal agar bisa segera di atasi.

Menurut Amir Syarifuddin, sejauh ini para petugas medis di puskesmas, bidan dan kader posyandu terus menerus ditingkatkan kualtiasnya dengan berbagai pelatihan ketrampilan, yang jadi masalah kata dia tingkat kehadiran balita dan ibu hamil ke Posyandu yang masih jauh dari harapan.

“ Ini akan terus kita pelajari bagaimana strateginya agar bisa mendorong peningkatan kehadiran ke Posyandu, salah satunya adalah memberikan layanan prima dan menjaga kualitas PMT, kita perlu mencegah masalah stunting sejak awal, daripada mencari pengobatan setelah masalah tersebut muncul. Ibu hamil dan ayah harus selalu memeriksakan kesehatan kehamilan sejak dini hingga proses persalinan, jangan ragu untuk mengunjungi Puskesmas atau bidan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan,” pesan Kadis Kesehatan Aceh Utara.

Kadis kesehatan juga mengingatkan menu PMT yang diberikan kepada ibu hamil dab Balita ini di atur sesuai petunjuk teknis (juknis).

Baca Juga :  Pj Wali Kota Lhokseumawe  Pastikan Harga Pokok Tetap Stabil Jelang Nataru

Pemberian PMT di posyandu untuk anak-anak dan ibu hamil tidak bisa sembarangan karena tujuannya adalah untuk memastikan kelengkapan gizi harian anak, ada kriteria nutrisi yang harus dipenuhi agar pemberian makanan tambahan ini dapat membantu anak mencapai berat badan sesuai usianya.

Berdasarkan rekomendasi Kemenkes RI, tiap 100 gram PMT perlu mengandung, 450 kalori, 14 gram lemak, 9 gram protein, 71 gram karbohidrat., 10 jenis vitamin (Vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, D, E, K, dan asam folat), 7 jenis mineral ( besi, zink, fosfor, selenium, dan kalsium).

Berdasarkan aturan gizi ini, kadang si kecil diberi nasi tim dengan lauk ikan dan telur puyuh, buah pisang, buah jeruk, puding lezat, biskuit, dan berbagai makanan bergizi lainnya.

Bersama bingkisan makanan utama, si Kecil juga biasanya mendapatkan camilan yang tentunya bergizi tinggi

(foto : prinsip pemberian makanan tambahan)

Amir mengakui keberhasilan program ini juga bergantung pada peran aktif Pokjanal Posyandu di seluruh Aceh Utara.

Pokjanal Posyandu diharapkan dapat memberikan pendampingan yang proaktif kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis dan balita yang mengalami kekurangan gizi. Program PMT ini menggunakan makanan tambahan lokal berprotein tinggi yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan awal terhadap risiko gangguan kesehatan dan stunting.

Dikatakannya, kegiatan itu telah di tetapkan sumber anggaran dari Kementerian Kesehatan RI, yang di salurkan langsung ke seluruh Puskesmas dengan sistem swakelola masyarakat. [ADV]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *