Batasaceh.com— Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Aceh Utara, Dr (c) Jamaluddin, S.Sos., M.Pd., meminta guru-guru yang ada di kabupaten itu agar tidak terlibat ajaran sesat Milah Abraham.
Momen itu disampaikan Jamaluddin pada acara Hari Guru Nasional (HGN) ke-80, sekaligus pengukuhan PGRI periode 2025-2030 di aula Setdakab Aceh Utara, Selasa (25/11/2025).
“Semoga di antara kita semua tidak ada kepercayaan-kepercayaan yang tidak sejalan sesuai syariat Islam. Semoga ajaran Milah Abraham itu tidak ada dalam guru-guru kita,” ujar Plt. Sekda Aceh Utara itu di hadapan para guru dan kepala sekolah se kabupaten Aceh Utara.
Penyampaian ini terdengar pada ujung-ujung sambutannya seusai membaca semua isi pakta integritas pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) periode 2025-2030.
Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil, SE., MM., atau yang akrab disapa Ayah Wa dan istrinya Ny. Musliana Ismail selaku Bunda Guru Aceh Utara dan sejumlah pejabat lainnya menyaksikan pengukuhan PGRI dan HGN.
Peringatan HGN sendiri gagal dilaksanakan di halaman kantor bupati dikarenakan cuaca di daerah tersebut sedang hujan lebat, sehingga serangkaian kegiatannya terpaksal diselenggarakan di Aula Setdakab.
Kemudian, Bupati Ayah Wa dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap peran PGRI sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam membangun dunia pendidikan.
“Saya menyaksikan kelahiran komitmen baru PGRI Aceh Utara. Ini sejalan dengan arah pembangunan pendidikan yang kita cita-citakan bersama,” kata Ayah Wa.
Dikatakan, program Prioritas PGRI yang Didukung Pemerintah, Bupati menegaskan dukungan penuh terhadap berbagai program PGRI, seperti.
“Program Guru Mengaji sebagai penguatan karakter generasi muda, Penguatan Program Tahfiz, Rencana SMA Unggul Garuda 2027, Integrasi Pendidikan Islami dan Bahasa Aceh dalam kurikulum. Adat bak Poe Teumeureuhom, Hukom bak Syiah Kuala, Qanun bak Putroe Phang,” katanya lagi.
Guru harus menjadi “ureung tuha di sikula”, yakni teladan utama bagi peserta didik
Ia juga memastikan Pemkab Aceh Utara terus berkomitmen meningkatkan kesejahteraan guru serta memperbaiki sarana dan mutu pendidikan.
Pada momen khusus, dilakukan pengukuhan Bunda Guru Aceh Utara, Ny. Musliana Ismail. Bupati menyebutnya sebagai “permata hati” yang telah menerangi dunia pendidikan Aceh Utara melalui keteladanan, ketulusan, serta dedikasi dalam mendampingi para pendidik.












