Batasaceh.com – Lhoksukon, Ketua Komunitas Pemuda Subuh (Kompas) Aceh Utara Ir. Muhammad Hatta, SST. MT yang juga Ketua Forum Humas Politeknik Negeri Se Indonesia mengatakan, optimisme adalah kualitas yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap pemuda sebagai harapan dan penentu perjalanan masa depan bangsa. Optimisme akan membawa harapan, spirit, dan keyakinan akan kemungkinan-kemungkinan positif yang ada di depan. Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan perubahan, mengarahkan pemuda untuk memiliki optimisme terhadap masa depan adalah suatu keharusan.
Menurutnya, salah satu fondasi utama dari optimisme adalah keyakinan diri. Pemuda perlu memahami bahwa mereka memiliki potensi tak terbatas untuk mencapai apa pun yang mereka inginkan dalam hidup. Untuk itu, pemuda membutuhkan dorongan optimisme dalam upaya menstimulasi kreatifitas yang berbasis penyelesaian masalah _(problem solving)_, bukan dengan negatifitas yang akan melemahkan kecenderungan positif. Dengan menginspirasi pemuda melalui optimisme dan hal positif lainnya adalah salah satu jalan terbaik dalam membangun pemuda yang akan memimpin di masa depan.
Pria yang biasa disapa Bung Hatta ini menambahkan, setidaknya ada tiga karakter dan kapasitas yang perlu dimiliki setiap pemuda untuk memenangi pertarungan masa depan. Pertama, pemuda yang memiliki kapasitas keahlian dan intelektual yang mumpuni, memiliki integritas yang tinggi, dan terakhir karakter kepemimpinan yang peduli dan professional.
Koordinator Humas dan Kerjasama Politeknik Negeri Lhokseumawe melanjutkan, di tengah-tengah wajah bangsa yang tengah dilanda persoalan korupsi, kemiskinan, pengangguran, narkoba, pornografi, _hoax, hate speech_ serta sejumlah problem bangsa lainnya, bukan alasan bagi para pemuda untuk berhenti dan pesimis menatap masa depan. Selain kritis, para pemuda juga harus optimis dalam membangun masa depan. Karena pemuda yang memiliki optimisme akan menjadi pemilik masa depan, sedangkan pemuda pesimisme akan selalu menjadi pemilik masa lalu.
Wakil Ketua DPD KNPI Aceh Utara ini menutup, untuk mengawal perjalanan bangsa, membangun optimisme secara kolektif semestinya akan menjadi ruh perjuangan pemuda, sekaligus mengatasi gejala pesimisme massal. Pada ruang kosong ini, setiap pemuda dituntut harus tetap kritis dalam mengawal perjalanan bangsa, tetapi juga optimistis menatap masa depan.