ISTANBUL – Gambar-gambar yang dipublikasikan di media sosial oleh para jurnalis Gaza Wissam Nassar dan Walid Huran memperlihatkan penyiksaan yang dialami tahanan Palestina Abu Tawilah, yang telah dibebaskan sekitar seminggu lalu.
Abu Tawila yang mendekam di penjara Israel selama setahun merupakan salah satu dari ratusan warga Palestina yang menjadi sasaran penyiksaan paling kejam di penjara Sde Teiman di Israel selatan.
Bekas penyiksaan pada kulit Abu Tawila yang juga merupakan seorang insinyur, mengungkap bahwa bahan kimia perusak digunakan terhadap warga Palestina yang ditahan.
Ditahan selama serangan Israel di Jalur Gaza, Abu Tawila menjadi sasaran interogasi brutal yang mencakup penyiksaan fisik dan psikologis.
Tentara Israel menggunakan metode penyiksaan sengatan listrik, air dingin bertekanan, pemukulan hebat, dan bahan kimia korosif. Akibat penyiksaan ini, Abu Tawila kehilangan salah satu matanya dan menderita luka bakar serius di kulitnya.
Dibebaskan dengan tangan diborgol dan telanjang, Abu Tawila dipaksa berjalan jauh dan ketika dia tiba di Gerbang Perbatasan Kerem Abu Salim, dan kondisi kesehatannya sangat kritis.
Dokter yang merawatnya di rumah sakit tempat dia dibawa mengatakan bahwa Abu Tawila membutuhkan dukungan medis dan psikologis yang intensif untuk mengatasi dampak fisik dan psikologis dari penyiksaan yang dideritanya.
Seruan kepada lembaga dan organisasi internasional untuk memindahkan Abu Tawila, yang tidak memiliki peluang untuk menerima perawatan di Jalur Gaza, di mana layanan kesehatan dan fasilitas medis hampir tidak beroperasi akibat serangan Israel.
Pusat penahanan Sde Teiman sering disorot karena penyiksaan
Pusat penahanan Sde Teiman di Israel selatan, tempat warga Gaza ditahan, kerap menjadi terkenal karena penyiksaan.
The New York Times melaporkan bulan lalu bahwa warga Gaza yang ditahan di pusat penahanan Sde Teiman ditutup matanya, diborgol dan dipaksa duduk diam di tanah di area terbuka hingga 18 jam sehari.
Laporan media AS mencatat bahwa warga Palestina yang dibawa ke pusat penahanan tinggal di sana hingga tiga bulan dan banyak yang menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi dan penyiksaan selama proses interogasi.
Beberapa warga Gaza yang ditahan di sini dan kemudian dibebaskan berbicara tentang penyiksaan yang mereka alami di Sde Teiman.