News

Para Petani Di Meurah Mulia Bangun Pompa Air Secara Patungan

1
×

Para Petani Di Meurah Mulia Bangun Pompa Air Secara Patungan

Sebarkan artikel ini
Foto:Hamdani/ batasaceh.com

Batasaceh.com-Akibat proyek pembangunan Bendungan Krueng Pase mangkrak tak kunjung selesai diperbaiki,para petani di lima Desa di Kecamatan Meurah Mulia Kabupaten Aceh Utara terpaksa membangun mesin pompa air dengan program swadaya,Senin 17 Juli 2023.

Geuchik Gampong Kuta Bate, Yusriadi, Senin, (17/7/2023), mengatakan,selama bendungan krueng pase rusak parah para petani kesulitan mata pencaharian,maka dengan program patungan yang di kerjakan para perangkat desa membuahkan hasil,” ujarnya

“Dengan dorongan seluruh petani lima Gampong di Kecamatan Meurah Mulia dengan patungan berhasil membangun pompanisasi di Daerah Aliran Sungai Krueng Pase Gampong Lubok Tuwe Aceh Utara, adapun lima desa itu meliputi Pulo Blang, Beuringen, Ujong Kuta Bate, dan Teungoh Kuta Bate,” paparnya

Kata dia,langkah ini diambil untuk menjaga kesinambungan pertanian di wilayah nya untuk menghindari kerugian petani selama ini

Baca Juga :  Pj Gubernur Safrizal Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Seulawah 2024 di Aceh

“Kami dalam dua tahun terakhir ini selalu gagal panen kareba kekurangan air,dan sudah lima kali gagal panen akibat tidak jelasnya pasokan air,” ungkap Geuchik.

Tambah dia, pompanisasi yang dilakukan oleh masyarakat ini, diharapkan mampu mengairi lahan persawahan seluas 170 hektar untuk lima Gampong.

Meskipun demikian, Yusriadi mengungkapkan bahwa pompanisasi yang dilakukan saat ini belum mencapai tingkat maksimal.

Dari lima pompa yang direncanakan untuk dipasang, hanya satu pompa yang baru berhasil terlaksana, itupun sifatnya masih uji coba. Kendala utamanya adalah terkait pasokan listrik yang terputus.

Diketahui bahwa sebelumnya arus listrik untuk kebutuhan pompanisasi masyarakat petani yang terletak di Gampong Lubok Tuwe telah diputus oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) karena adanya tunggakan pembayaran.

Foto:Hamdani£

“Kontraktor pembangunan proyek bendungan diduga menggunakan arus listrik secara tidak resmi di sini selama 7 bulan, dengan mengambilnya langsung dari meteran untuk pompanisasi yang digunakan oleh petani, akibatnya kami yang menjadi korban. Jumlah tagihan listrik saat ini mencapai 120 juta,” ungkap Yusriadi.

Baca Juga :  Pj Gubernur Safrizal Pimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Seulawah 2024 di Aceh

Lanjut dia, padahal sebelumnya kami tidak pernah menunggak pembayaran listrik, karena meteran yang digunakan sifatnya prabayar, jadi tidak mungkin terjadi tunggakan, makanya kami sangat heran bagaimana bisa terjadi tunggakan sementara meteran yang digunakan sifatnya prabayar.

Dia berharap, Pemerintah segera merespons inisiatif dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat tani di sembilan Kecamatan. Diperlukan dukungan dan solusi yang tegas untuk menyelesaikan proyek Bendungan Krueng Pase dan memastikan penyediaan listrik yang memadai bagi pompanisasi guna mendukung pertanian di wilayah tersebut.[]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *